JAKARTA – Peritel berformat minimarket, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart), akan memutuskan kepastian investasi di Vietnam pada Mei.

Hal itu disebabkan hasil studi kelayakan menyimpulkan ekspansi di Vietnam prospektif meski sewa propertinya mahal.

Wakil Direktur Utama Alfamart Henryanto Komala menjelaskan pihaknya baru saja menyelesaikan studi kelayakan untuk pembukaan gerai di Vietnam dengan hasil yang positif.
“Kami baru memutuskan apakah akan merealisasikan pembukaan gerai di Vietnam pada Mei nanti. Hasil studi kelayakan menyebutkan ekspansi ke negara tersebut cukup layak,” katanya, baru-baru ini.

Hasil studi kelayakan tersebut menyebutkan bahwa pembukaan gerai di Vietnam relatif menguntungkan karena margin yang akan diterima cukup tinggi disebabkan belum banyak kompetitor peritel di negara tersebut.

Namun, dia melanjutkan, pihaknya belum memutuskan untuk merealisasikan rencana tersebut karena masih ada beberapa kendala.

Pertama, sewa properti yang cukup tinggi, yakni hampir tiga kali lipat lebih tinggi dibanding sewa properti di Jakarta.

Kedua, kendala bahasa dan budaya yang menyebabkan perseroan membutuhkan waktu lama untuk menyesuaikan dengan kondisi di Vietnam.

Ketiga, kendala regulasi yang masih sering berubah karena Vietnam baru membuka diri terhadap investasi asing yang menyebabkan risiko investasi menjadi lebih tinggi.

Henryanto menegaskan pihaknya baru akan mengambil keputusan jadi atau tidak untuk membuka gerai di Vietnam pada Mei mendatang.

Jika rencana tersebut jadi dilakukan, pihaknya sudah menyiapkan biaya investasi sekitar 20 juta dollar AS atau sekitar 180 miliar rupiah dari dana internal.

Alfamart, hingga Maret 2010, telah membuka 200 gerai di seluruh Indonesia sehingga jumlah gerai yang dimiliki saat ini ada 3.600 gerai.

Bagi Dividen Terkait perolehan laba bersih 186,4 miliar rupiah di tahun buku 2009, perseroan merencanakan membagi dividen kepada pemegang saham, namun rencana itu baru akan diputuskan dalam RUPS pada Juli.

Untuk 2010, kata Henryanto, pihaknya menargetkan pertumbuhan penjualan 25 persen dibanding perkiraan realisasi 2009.

Terhadap perkembangan bis nis ritel tahun ini, Kepala Riset Asia Financial Network (AFN) Rowena Suryobroto mengatakan bisnis ritel di dalam negeri tahun ini akan tumbuh lebih baik dibanding 2009. Hal itu, jelas dia, ditunjang dengan meningkatnya pendapatan masyarakat.

Selain itu, adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen dan kenaikan produksi sejumlah komoditas.

Menurut Rowena, Alfamart mestinya lebih agresif melakukan penetrasi di pasar domestik karena sampai saat ini Alfamart masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. 
sumber : koran-jakarta.com

Tidak ada komentar

01 brand
02 brand
03 brand
04 brand
05 brand
06 brand